Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Hai Shobat dzikro semuanya
Dikeheningan malam menjelang subuh, tiba-tiba ana teringat
postingan di berbagai medsos
tentang ummat Islam dan Manhaj masing-masing.
Ana tertegun melihat beberapa hari terakhir belakangan ini
isu gesekan pemikiran antara oknum-oknum yang saling menjelek-jelekkan manhaj
lainnya.
Awalnya ana biasa saja dengan beberapa postingan yang wira
wiri di beranda medsos ana,
tapi…..
Lama-lama ana semakin merasa ada APA DENGAN MEREKA?
Sejatinya kita semua ummat Islam pasti menginginkan jalan
lurus yang Allah ridhoi,
dengan manhaj kita mengikuti jalan-jalan para orang –
orang bertakwa
sebelum kita terlahirkan didunia.
Tentunya setiap manhaj punya jalan-jalan yang berbeda
tapi
tujuannya sama yakni menggapai ridho Allah, meninggal masuk surga, menghindari dosa
dan menabung pahala sebanyak-banyaknya sebagai bekal diakhirat. Meski gak
pakar-pakar amat mengenai ilmu manhaj.
Kami sebagai para penuntut ilmu tau
sekali, perlunya berilmu sebelum berbicara.
Setelah chek n ricek ,
Mayoritas mereka yang saling
menjelek-jelekkan manhaj lainnya
adalah orang –orang yang belum pernah
mempelajari manhaj lainnya
secara utuh selain manhaj yang dia yakini.
Jadi ketika ada sesuatu yang berbeda dari Manhajnya
maka
dengan mudah oknum-oknum ini akan bereaksi negative.
Ana pun sekali lagi belum tuntas mempelajari manhaj, oleh
sebab itu ana pribadi tidak bisa serta merta menanggapi suatu manhaj tanpa pengetahuan tentang manhaj tertentu secara utuh.
Yang ana garis besarkan adalah bukan MANHAJnya, tapi
oknum-oknum yang mengatas namakan manhaj tertentu berbuat sesuatu yang jauh dari
ajaran ISLAM.
Ambil hikmahnya aja ya
Suatu ketika ada yang sedang menjelek-jelekkan ulama dari Manhaj lainnya bahkan menjadikannya guyonan karena pengikut ulama tersebut dianggap banyak melakukan ibadah-ibadah yang berlebihan.
Suatu ketika ada yang sedang menjelek-jelekkan ulama dari Manhaj lainnya bahkan menjadikannya guyonan karena pengikut ulama tersebut dianggap banyak melakukan ibadah-ibadah yang berlebihan.
Ana tertegun, karena ulama yang dijadikan guyonan ini dalam sejarah yang ana baca adalah Ulama yang mengikuti Al-Qur’an dan Hadits.
Menurut hemat ana
kemungkinan adanya perubahan ajaran dari murid-murid beliau yang sedikit
berbeda dan diwariskan turun menurun oleh generasi penerusnya. Sehingga banyak
yang beranggapan amal-amal yang dilakukan para pengikutnya saat ini adalah
sepenuhnya AJARAN ULAMA tersebut.
Padahal tidak ada yang menjamin seorang murid akan mengikuti ajaran gurunya 100%, Terkadang ada inovasi dan lain-lain yang diwariskan turun temurun.
Oleh sebab itu para ULAMA diberbagai manhaj selalu menyeru
PELAJARI ISLAM DARI SUMBERNYA. AL-QUR’AN DAN HADITS.
Karena tidak ada yang menyaingi keabsahan 2 sumber itu
untuk mengetahui Islam.
Adapun manhaj sekali lagi adalah bagian dari ikhtiar
kita yang awam akan ilmu,
untuk belajar dari orang-orang terdahulu dalam
memahami isi dari Al-Qur’an dan Hadits.
BUKAN taklid buta, atau suudzon membabi
buta dengan ajaran manhaj lainnya.
DIzaman yang Alhamdulillah ummat Islam semakin banyak,
DIzaman yang Alhamdulillah ummat Islam semakin banyak,
Jalan dakwah terhampar luas,
referensi buku mengenai Islam bertebaran dipenjuru dunia.
Dan kita masih
disibukkan dengan perbedaan MANHAJ?
Ana tidak bisa membayangkan,
bagaiamana perasaan orang-orang yang memperjuangkan ISLAM
Sampai mengorbankan harta dan darahnya demi tegaknya ISLAM. Rasulullah, Abu Bakar, Umar bin khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi thalib, Hamzah, Bilal, Muhammad Al-fatih dan masih banyak lagi melihat ummat islam pada saat ini.
Mereka para mujahid Allah rela berkorban segala-galanya untuk mennyatukan islam kepenjuru dunia.
Malah ummat sekarang sibuk merenggang dengan mengkubu-kubukan diri.
ahhhh sepertinya kita perlu belajar lagi dari sejarah, bagaimana para ulama sholeh memandang perbedaan ini.
Ana pribadi lebih setuju kita focus terhadap mempelajari Qur’an dan Hadits dari sumber – sumber yang memang menjadi rujukan paling shohih.
Sambil lalu juga
mempelajari sudut pandang dari berbagai manhaj agar tidak terjerumus dalam
menuhankan LOGIKA.
Karena logika
terkadang membisikkan kesombongan terhadap akal
untuk memahami sesuatu cukup
dengan AKAL saja. Itulah pentingnya
BERILMU SEBELUM BERAMAL.
KEEP AMAL KITA DENGAN MENJAGA LISAN, JAGA HATI, JAGA IMAN.
FASTABIQUL KHOIRAT
KEEP AMAL KITA DENGAN MENJAGA LISAN, JAGA HATI, JAGA IMAN.
FASTABIQUL KHOIRAT
TAKBIR…….ALLAHU AKBAR. ^_^
No comments:
Post a Comment